UTS DASAR DASAR PENDIDIKAN

DASAR DASAR PENDIDIKAN


SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
TAKE HOME EXAME
MK : DASAR-DASAR PENDIDIKAN
Dosen : Heryanto Susilo, M.Pd.
SOAL - SOAL
1.        Jelaskan makna pendidikan bagi manusia dan mengapa pendidikan perlu untuk manusia?
2.        Jelaskan pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro? Apa yang tersirat dari pegertian tersebut!
3.        Apa perbedaan Ilmu dan Pengetahuan, bagaimana cara mencari kebenaran?
4.        Untuk mencari apakah pengetahuan itu benar atau salah dapat dikaji dari teori korespondensi, teori koherensi, dan atau teori pragmatisme.
Jelaskan penggunaan ketiga teori tersebut disertai contoh masing-masing dalam mencari kebenaran secara ilmiah.
5.        Jelaskan pengertian pendidikan sebagai suatu sistem?
6.        Bandingkan antara pendidikan formal, nonformal, dan informal (dikaji dari tujuan, waktu pembelajaran, proses pembelajaran, dan isi program/kurikulum)!
7.        Dalam pendidikan, guru dapat disebut sebagai agen perubahan (change agent). Jelaskan makna tersebut berdasarkan analisis saudara yang bersumber dari litelatur.
8.        Menurut George F. Kneller filsafat pendidikan dapat dikaji secara spekulatif, preskritif dan analitik. Jelaskan ketiga kajian tersebut dan berikan masing-masing contoh penerapannya dalam pendidikan!
9.        Jelaskan aliran-aliran pendidikan: 1) aliran pengajar alam sekitar, 2) pengajar pusat pendidikan, 3) sekolah kerja dan 4) pengajar proyek.
10.    Jelaskan makna pendidikan sebagai suatu aktifitas manajemen (dikaji dari planning, organizing, actuacting, dan controlling)!

Jawaban
1.        Makna pendidikan bagi manusia
Makna pendidikan bagi manusia adalah sesuatu yang sangat penting dan mutlak bagi umat manusia. Oleh karena itu, tidaklah sekedar transfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Tujuan pendidikan sesungguhnya menciptakan pribadi yang memiliki sikap dan kepribadian  yang positif. Sikap dan kepribadian yang positif antara lain:
1.      Memiliki dan bangga berkompetensi, yakni memiliki Ilmu pengetahuan
2.      Bangga berdisiplin
3.      Tahan mental menghadapi kesulitan hidup
4.      Jujur dan dapat dipercaya (memiliki karakter yang baik dan integritas yang baik atau suka bekerjasama dalam tim)
5.      Memiliki pola pikir yang rasional dan ilmiah
6.      Bangga bertanggung jawab
7.      Terbiasa bekerja keras
8.      Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya
9.      Mengutamakan berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus)
10.  Hormat pada aturan
11.  Menghormati hak-hak orang lain
12.  Memiliki moral dan etika yang baik
13.  Mencintai pekerjaan
14.  Suka menabung
Menghasilkan manusia Indonesia seperti keadaan di atas merupakan keinginan insan pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di negeri ini harus memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas belajar-mengajar, tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada warga didik (warga belajar), tetapi kita harus membimbing mereka melalui melalui motivasi dan contoh keteladanan yang bermuara pada pembinaan sikap (behaviour) maupun etika/moral peserta didik ataupun warga belajar.
Dan pendidikan perlu karena manusia terutama anak-anak  adalah tunas-tunas muda bangsa,baik buruknya bangsa ini esok hari ditentukan oleh kualitas anak-anak kita, tak dapat dipungkiri bahwa untuk menghasilkan manusia yang berkualitas harus dimulai sejak masa kanak-kanak. Kami episentrum, sebuah lembaga psikologi yang sangat peduli dengan pendidikan, memulai upaya peningkatan sumber daya manusia sejak masa kanak-kanak hingga dewasa melalui program-program kami yang didasari oleh penghargaan terhadap keunikan individu, profesionalitas, dan komitmen
Sumber : http://episentrum.com/search/artikel%20pentingnya%20pendidikan%20bagi%20manusia
Sumber : http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/19/arti-penting-pendidikan-bagi-manusia-membangun-pendidikan-untuk-mewujudkan-manusia-indonesia-berkualitas/
2.        Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun tujuannya adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebaggai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Batasan atau rumusan di atas adaah batasan atau rumusan menurut ahli ilmu pengetahuan yang membahas perilaku manusia terhadap manusia. Pada dasarnya rumusan-rumusan itu ada yang member tekanan pada kegiatan orang dewasa dan ada yang member tekanan pada kehidupan setiap orang dewasa, dan ada yang member tekanan pada kehidupan setia orang. Namun dengan berkembangnya Teori Pendidikan Seumur Hidup (sejak tahun 1960-an), dan pemahaman akan kegiatann fundamental manusia dalam mengembangkan dirinya, maka arti atau makna pendidikan terikat pada ‘waktu sekarang’ dan dapat dilihat dari tiga sudut.
Yang tersirat dari pengertian pendidikan menurut Ki Hajar Dewantoro adalah dengan melalui pendidikan, Ki Hajar Dewantoro bermaksud menjunjung derajad bangsa Indonesia. Upaya ini akan berhasil jika dimulai dari segenap lapisan rakyat. Bukan hanya bagi segelintir elit. Sebagaimana kita ketahui, sebelumnya pendidikan hanya diperuntukkan bagi segelintir anak-anak bangsa Belanda dan priyayi pribumi. Rakyat merupakan sumber kekuatan untuk memerdekakan bangsanya. Oleh karena itu, rakyat harus mendapatkan pengajaran secara merata, tanpa pilih kasih, agar pandai melakukan upaya bagi kemakmuran bangsanya. Apabila sebuah bangsa menjadi makmur, ia akan menjadi bangsa yang merdeka.
Di dalam mendidik, Ki Hajar Dewantoro berpandangan bahwa pendidikan merupakan tuntunan bagi berkembangnya anak-anak. Mereka adalah makhluk hidup yang memiliki kodrat dan potensi tumbuh dan berkembangnya masing-masing. Tugas pendidik adalah membantu mereka untuk menumbuh-kembangkan kodrat dan potensinya masing-masing untuk mencapai derajad optimal. Pendidik tidak bisa dan tidak boleh memaksakan kehendak bagi kodrat anak-anak seperti keinginan pendidik. Pemaksaan seperti ini identik dengan penjajahan
Sumber : http://safegoreti.wordpress.com/2008/04/19/ki-hajar-dewantara/
3.        Apa perbedaan Ilmu dan Pengetahuan, bagaimana cara mencari kebenaran?
a.       Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan.
Ilmu
Pengetahuan
Ilmu merupakan usaha untuk mengorganisir dan mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tersebut dapat diperoleh dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai metode.
Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Ini diperoleh melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisisnya merupakan hal yang objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran logika, netral (tidak dipengaruhi oleh kedirian atau subjektif). Ilmu sebagai milik manusia secara komprehensif yang merupakan lukisan dan keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan waktu sejauh jangkauan logika dan dapat diamati panca indera manusia.
Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.  Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003).
Sumber : http://staff.unud.ac.id/~besung/.../perbedaan-ilmu-dengan-pengetahuan.
b.      Pada hakekatnya kebenaran adalah sesuatu yang bersifat relatif. Cara mendapatkan kebenaran:
(1)   Pendekatan ilmiah (scintific)
Adalah suatu pendekatan yang merupakan metodologi (urut-urutan berpikir secara logik dan sistematis dalam mengkaji kebenaran-kebenaran) yang bersifat rasional, sehingga mendapatkan kebenaran koherensi yang bersifat empirik dan obyektif yang berdasarkan kebenaran korespondensi, serta mengandung maslahat bagi kehidupan manusia.
•Kriteria kebenaran:
(a) koherensi
(b) korespondensi
(c) pragmatik
(2)   non-ilmiah (unscintific)
Upaya memperoleh kebenaran dengan cara
(a) akal sehat (commonsense)
(b) apriori
(c) intuisi
(d) prasangka
(e) coba-coba (trial and error)
(f) otoritas seseorang
Sumber : http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu- pengetahuan.html

4.        Teori korespondensi, teori koherensi, dan atau teori pragmatisme.
  1. Teori Korespondensi
Berdasarkan teori korespondensi ini, kebenaran/keadaan benar itu dapat dinilai dengan membandingkan antara preposisi dengan fakta atau kenyataan yang berhubungan dengan preposisi tersebut. Bila diantara keduanya terdapat kesesuaian (korespondence), maka preposisi tersebut dapat dikatakan memenuhi standar kebenaran/keadaan benar.
Contoh:
" Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah sekarang" ini adalah sebuah pernyataan; dan apabila kenyataannya memang Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, pernyataan itu benar, maka pernyataan itu adalah suatu kebenaran.
  1. Teori Koherensi
Berdasarkan teori ini, kebenaran ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan lainnya yang telah kita ketahui dan diakui benarnya terlebih dahulu. Jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pengalaman kita.
Contoh:
Bungkarno, adalah ayahanda Megawati Sukarno Puteri, adalah pernyataan yang kita ketahui, kita terima, dan kita anggap benar. Jika terdapat penyataan yang koheren dengan pernyataan tersebut diatas, maka pernyataan ini dapat dinyatakan Benar. Kerena koheren dengan pernyataan yang dahulu: Misalnya.
- Bungkarno memiliki anak bernama Megawati Sukarno Putri
- Anak-anak Bungkarno ada yang bernama Megawati Sukarno Putri
- Megawati Sukarno Putri adalah keturunan Bungkarno
  1. Teori Pragmatisme
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Suatu kebenaran atau suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, maka dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Contoh :
·         Telah di ciptakan 2 jenis mobil bisa terbang dan menyelam di  air agar memudahkan manusia dalam menjangkau daerah – daerah yang sulit di jangkau.
·         Dokter menemukan jenis virus baru, sejenis antrax setelah mengautopsi jenazah.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/7385620/Tugas-Mata-Kuliah-Filsafat-Ilmu-dan-Etika-Ilmu-teori-kebenaran?secret_password=&autodown=doc
5.        Pendidikan sebagai suatu sistem.
Menurut undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989, tentang sistem Pendidikan Nasional dikemukakan Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.
Sebagai suatu sistem, pendidikan nasional mempunyai tujuan yang jelas, seperti yang tercantum pada undang-undang bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Zahar Idris (1987) mengenukakan bahwa “penddikan Nasional sebagai suatu sistem adalah karya manusia yang terdiri dari komponen-komponen yang mempunyai hubungan fungsional dalam rangka membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang sesuai dengan tujuan nasional”.
Reja Mudyaharjo dan Waini Rasyidin mengemukakan, pendidikan nasional Indonesia merupakan sistem sosial dan salah satu sektor dalam keseluruhan kehidupan bangsa yang sedang membangun. Menurut Katz dan Kahn, sistem sosial merupakan sebuah kesatuan peristiwa, atau kejadian yang dilakukan sekelompok orang untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan. Sebagai sistem sosial, pendidikan merupakan sistem terbuka yang oleh Katz dan Kahn diberi definisi sebagai sistem yang memperoleh masukan dari lingkungan dan memberikan hasil tranformasinya kepada lingkungan.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional itu, pendidikan merupakan salah satu sistem seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.Kehidupan bangsa merupakan lingkungan pendidikan dan supra sistem pendidikan, jika dihubungkan dengan pembangunan maka hakikat tujuan nasional ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan motor penggerak utama pembangunan ialah unsur manusia itu sendiri sedangkan unsur penunjang ialah  kemajuan teknologi, pengetahuan dan modal.
Sumber : Ihsan Fuad ,Dasar-dasar kependidikan,Rineka cipta,Jakarta,2008
6.        Pendidikan formal, nonformal, dan informal.
Kajian
Pendidikan formal
Pendidikan nonformal
Pendidikan informal
Tujuan
Kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional.
Meliputi berbagai usaha khusus yang di selenggarakan secara terorganisasi agar terutama generasi muda dan juga orang dewasa,yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak berkrsempatan mengikuti pendidikan sekolah. Pendidikan Non Formal meliputi kegiatan pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang di perlukan masyarakat.
Lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat.
Menentukan kepribadian anak, apakah anak akan menjadi anak yang bertanggung jawab,berbudi luhur, patuh akan peraturan, berpegang teguh pada janjinya atau sebaliknya.
Waktu pembelajaran
·         Kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya yang dilakukan terus menerus.
·         Waktu panjang
Relatif singkat

Berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetanga, lingkungan pekerjaan, dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa.
Proses pembelajaran
Kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
Di luar dan di dalam gedung sekolah.
Kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya.
isi program/ kurikulum
·         Kurikulumnya jelas, materi pembelajaran bersifat akademis.
·         Ditentukan secara teliti untuk tiap jenjang secara tertulis
·         Ada ujian formal , dengan pemberian ijazah
Terdapat program tertentu
Programnya bersifat informal, tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang diorganisasi. Kegiatan pendidikan ini lebih umum,berjalan dengan sendirinya, berlagsung terutama dalam ligkungan keluarga, serta melalui media masa, tempat bermain, dan lain sebagainya.
Tidak ada programyang direncanakan secara formal, tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal, tidak ada ujian.
Sumber : http://benramt.wordpress.com/ruang-pails/iv-pendidikan-formal-non-formal-dan informal/
7.        Pendidikan, guru dapat disebut sebagai agen perubahan (change agent).
Guru adalah agen perubahan. Di manapun guru berada dia harus dapat membawa perubahan bagi masyarakat di sekelilingnya. Dia harus mampu menjadi motivator dan fasilitator bagi anak didiknya agar mampu menguasai ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Karena itu belajar sepanjang hayat jelas harus dilakukan terus menerus oleh seorang guru.
Peran guru saat ini tentu saja lebih kompleks. Kompleksitas itu ditunjukkan bahwa seorang guru harus merespon beragam kebutuhan anak didik yang berubah- ubah, perkembangan teknologi yang demikian cepat merambah dan mengisi dalam dunia kerja atau tuntutan meraih keunggulan dari masyarakat saat ini. Sejak menentukan “pilihan” sebagai guru, sejatinya seorang guru terikat kontrak menjadi seorang agen perubahan. Peran itu terjadi saat guru dengan anak didik bertemu di sekolah. Guru memiliki andil demikian besar dalam menentukan dan membuat perbedaan kepada anak didiknya. Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa baik atau buruk, hitam atau putihnya “gambaran” anak didik di masa depan sangat ditentukan oleh peran masa kini guru di sekolah. Sekolah merupakan satu-satunya institusi sosial yang secara khusus dan terorganisir mengembangkan anak didik guna memperoleh pemahaman dan keterampilan perihal kebenaran, keindahan, dan keadilan. Diharapkan sekolah dan guru mampu mengembangkan dan memperbaharui diri terus menerus agar mampu mengimbangi perubahan dalam diri anak didik dan kebutuhan masyarakat.
Guru diharapkan mampu memainkan peran membawa perubahan-perubahan positif bagi anak didik dan sekolahnya. Peran itu setidaknya dijalankan dalam konteks kurikulum, di mana guru menjalankan kurikulum dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum dalam interaksi bersama anak didik di kelas. Seorang guru merupakan teladan bagi anak didiknya yang berkaitan dengan kebiasaan pribadi yang dilakukannya. Itulah tanggungjawab moral guru. Tanggung jawab moral guru itu melekat erat dalam diri seorang guru di manapun ia berada atau bagaimanapun situasi dan kondisi yang terjadi dengan guru itu.
Sumber : http://umum.kompasiana.com/2009/02/19/guru-adalah-agen-perubahan/
8.        George F. Kneller filsafat pendidikan dapat dikaji secara spekulatif, preskritif dan analitik.
  Spekulatif: berusaha membangun teori-teori hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat dunia, yang bermanfaat dalam menafsirkan data sebagai hasil penelitian sains yang berbeda.
  Preskriptif: menentukan tujuan-tujuan yang harus diikuti dan dicapainya; menentukan cara-cara yang tepat dan benar untuk digunakan dalam mencapai tujuan tsb.
  Analitik: Menjelaskan pertanyaan-pertanyaan spekulatif dan preskriptif; menguji secara logis konsep-konsep pendidikan.
·         Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah suatu cara berfikir sistematis mengenai segala hal yang ada. Mengapa para filsuf melakukan ini? Mengapa mereka tidak seperti ilmuwan saja yang mempelajariaspek tertentu dalam kehidupan? Jawabannya adalah bahwa pikiran manusia berharap melihat suatu hal secara keseluruhan. Berharap untuk mengerti bagaimana semua hal yang berbeda yang ditemukan secara bersamaan akan menghasilkan sesuatu yang sangat berarti secara keseluruhan. Dan kita pun terus mengikuti hal-hal tersebut. Ketika kita membaca sebuah buku, melihat lukisan, atau mempelajari sebuah tugas, kita sadar bahwa tidak hanya detail tertentu saja yang diperhatikan tetapi harus memperhatikan juga pola-pola yang memberikan perbedaan pada detail-detail tersebut.
Filsafat spekulatif adalah suatu pencarian untuk aturan dan suatu hal yang menyeluruh, yang diterapkan bukan hanya pada hal tertentu atau pengalaman tertentu saja tetapi untuk seluruh ilmu pengetahuan dan pengalaman. Singkatnya, filsafat spekulatif adalah suatu usaha untu menemukan hubungan dari keseluruhan aspek dari pikiran dan pengalaman.  Filsafat Spekulatif merenungkan secara rasional spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya dengan segala yang ada pada jagat raya ini.  Filsafat berusaha menjawab seluruh pertanyaan yang berkaitan dengan manusia, eksistensinya, fitrahnya di alam semesta ini, dan hubungannya dengan kekuatan-kekuatan supernatural. Filsafat spekulatif memiliki kekuatan intelektal yang sangat tinggi, dengan penalaran intelektualnya itu manusia berusaha membangaun suatu pemikiran tentang manusia dan masyarakat. Contoh dari paradigma  filsafat ini adalah filsafat yunani kuno, filsafat Socrates, Plato dan ilsafat Aristoteles.
·         Filsafat Preskriptif
 Filsafat preskriptif menyusun standar untuk memeriksa nilai, menilai hubungan, dan menghargai seni. Filsafat preskriptif menilai apa yang kita maksud dengan baik dan buruk, benar dan salah, indah dan jelek. Filsafat preksriptif bertanya apakah hubungan bentuk-bentuk kualitas ini berkaitan satu sama lain atau hanya merupakan proyeksi dari pikiran kita. Bagi psikolog, hubungan manusia secara moral, baik atau buruk, akan membentuk sikap-sikap yang dapat dipelajari. Tapi menurut pendidik dan filsuf preskriptif beberapa bentuk sikap ada yang berharga dan ada yang tidak. Filsuf preskriptif mencari untuk menemukan dan mengajukan prinsip-prinsip untuk memutuskan suatu kegiatan dan nilai kualitas apa yang bermanfaat dan mengapa hal tersebut harus dilakukan.
·         Filsafat Analiti
Filsafat analitis berfokus pada kata dan artinya. Filsuf analitis memeriksa notasi-notasi seperti “sebab”, “pikiran”, “kebebasan akademik”, dan “kesamaan kesempatan”, dalam rangka untuk menilai pengertian yang berbeda dalam konteks berbeda. Filsuf analitis manunjukkan bagaimana ketidakkonsistenan akan muncul ketika pengertian dalam suatu konteks diaplikasikan pada konteks lain. Filsuf analitis cenderung skeptic, berhati-hati, dan menolak untuk membangun suatu sistem berfikir.
Contoh penerapannya, sekarang ini pendekatan analitis mendominasi filsafat Amerika dan Inggris. Di Benua Eropa berlaku tradisi spekulatif. Tetapi apapun filsafat yang banyak digunakan pada waktu kapanpun, kebanyakan filsuf setuju bahwa semua pendekatan berperan pada perkembangan filsafat. Spekulasi tanpa analisis akan membuat suatu hal menjadi tidak relevan. Analisis tanpa spekulasi juga akan menurun pada rincian yang tidak penting dan menjadi hampa. Pada kasus manapun, hanya terdapat beberapa filsuf  yang semata-mata spekulatif, preskriptif, dan analitis. Spekulasi, perskripsi, dan analisis diperlukan untuk semua filsuf yang telah matang.
Sumber : http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2011.html
Sumber : http://nagasaribu.blogspot.com/2009/02/ktsp-dipaksakan.html
9.        Aliran-aliran pendidikan: 1) aliran pengajar alam sekitar, 2) pengajar pusat pendidikan, 3) sekolah kerja dan 4) pengajar proyek.
1. Pembelajaran alam sekitar
Gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.Dalam pendidikan alam sekitar ditanamkan pemahaman, apresiasi, pemanfaatan lingkungan alami dan sumber-sumber pengetahuan di luar sekolah yang semuanya penting bagi perkembangan peserta didik sehingga peserta didik akan mendapatkan kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia nyata. Melali penjelajahan alam yang dlakukan, maka peserta didik akan menghayati secara langsung tentang keadaan alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu senggangnya.
2. Pengajaran pusat perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu: Metode Global dan Centre d’interet. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak. Dari pusat perhatian ini kemudian diambil pelajaran-pelajaran lain. Dalam pengajaran ini anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani.
3. Sekolah kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya dan dikembangkan oleh George Kerschenteiner. Menurut dia, bentuk sekolah untuk menjadi warga negara yang baik yaitu mendidik anak agar pekerjaannya tidak merugikan masyarakat dan justru memajukannya. Oleh karena itu sekolah wajib menyiapkan peserta didik untuk suatu pekerjaan. Pekerjaan tersebut hendaknya juga untuk kepentingan negara. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah kerja untuk menatap masa depan.
4. Pengajaran proyek
Dikembangkan oleh W.H. Kilpatrick. Ia menanamkan pengajaran proyek sebagai satu kesatuan tugas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan dikerjakan bersama-sama dengan kawan-kawannya. Menurut Kilpatrick, dengan tetap duduk di bangku masing-masing, maka pembentukan watak para peserta didik tidak dapat terlaksana.. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
Sumber:http://hizkia-pangala.blogspot.com/2010/01/pengantar-pendidikan-aliran-aliran.html
Sumber  : http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_5.html

10.    Makna pendidikan sebagai suatu aktifitas manajemen .
Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
a.       Planning
Satu-satunya hal yang pasti di masa depan dari organisasi apapun termasuk lembaga pendidikan adalah perubahan, dan perencanaan penting untuk menjembatani masa kini dan masa depan yang meningkatkan kemungkinan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Mondy dan Premeaux (1995) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan proses menentukan apa yang seharusnya dicapai dan bagaimana mewujudkannya dalam kenyataan. Perencanaan amat penting untuk implementasi strategi dan evaluasi strategi yang berhasil, terutama karena aktivitas pengorganisasian, pemotivasian, penunjukkan staff, dan pengendalian tergantung pada perencanaan yang baik (Fred R. David, 2004).
Dalam konteks lembaga pendidikan, untuk menyusun kegiatan lembaga pendidikan, diperlukan data yang banyak dan valid, pertimbangan dan pemikiran oleh sejumlah orang yang berkaitan dengan hal yang direncanakan. Oleh karena itu kegiatan perencanaan sebaiknya melibatkan setiap unsur lembaga pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
b.      Organizing
Dalam konteks pendidikan, pengorganisasian merupakan salah satu aktivitas manajerial yang juga menentukan berlangsungnya kegiatan kependidikan sebagaimana yang diharapkan. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi memiliki berbagai unsur yang terpadu dalam suatu sistem yang harus terorganisir secara rapih dan tepat, baik tujuan, personil, manajemen, teknologi, siswa/member, kurikulum, uang, metode, fasilitas, dan faktor luar seperti masyarakat dan lingkungan sosial budaya.
c.       Actuating
Dalam konteks lembaga pendidikan, kepemimpinan pada gilirannya bermuara pada pencapaian visi dan misi organisasi atau lembaga pendidikan yang dilihat dari mutu pembelajaran yang dicapai dengan sungguh-sungguh oleh semua personil lembaga pendidikan. Soetopo dan Soemanto (1982) menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan ialah kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela. Di dalam kepemimpinan  pendidikan sebagaimana dijalankan pimpinan harus dilandasi konsep demokratisasi, spesialisasi tugas, pendelegasian wewenang, profesionalitas dan integrasi tugas untuk mencapai tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, tujuan individu dan tujuan pemimpinnya.
d.      Controlling
Pengawasan sebagai suatu upaya sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan itu, menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumberdaya perusahaan telah digunakan dengan cara yang paling efekif dan efisien guna tercapainya tujuan perusahaan.
Sumber : http://mpiuika.files.wordpress.com/2009/11/makalah-mpdi.doc
DAFTAR REFERENSI
1.         Sumber : http://episentrum.com/search/artikel%20pentingnya%20pendidikan%20bagi%20manusia
Sumber : http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/19/arti-penting-pendidikan-bagi-manusia-membangun-pendidikan-untuk-mewujudkan-manusia-indonesia-berkualitas
2.         Sumber : http://safegoreti.wordpress.com/2008/04/19/ki-hajar-dewantara/
3.         Sumber : http://catatankuliahdigital.blogspot.com/2009/09/hakekat-ilmu-      pengetahuan.html
4.         Sumber : http://www.scribd.com/doc/7385620/Tugas-Mata-Kuliah-Filsafat-Ilmu-dan-Etika-Ilmu-teori-kebenaran?secret_password=&autodown=doc
5.         Sumber : Ihsan Fuad ,Dasar-dasar kependidikan,Rineka cipta,Jakarta,2008
6.         Sumber : http://benramt.wordpress.com/ruang-pails/iv-pendidikan-formal-non-formal-dan informal/
7.         Sumber :http://umum.kompasiana.com/2009/02/19/guru-adalah-agen-perubahan/
8.         Sumber : http://nagasaribu.blogspot.com/2009/02/ktsp-dipaksakan.html
            Sumber : http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20Ilmiah%2011.html
9.         Sumber  : http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_5.htm
10.       Sumber : http://mpiuika.files.wordpress.com/2009/11/makalah-mpdi.doc
http://knowmywork.blogspot.com/2012/02/dasar-dasar-pendidikan-uts.html

Title : UTS DASAR DASAR PENDIDIKAN
Description : DASAR DASAR PENDIDIKAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER TAKE HOME EXAME MK : DASAR-DASAR PENDIDIKAN Dosen : Heryanto Susilo, M.Pd. ...

0 Response to " UTS DASAR DASAR PENDIDIKAN"

Post a Comment

Panduan berkomentar :
1. Berkomentarlah sesuai topik artikel
2. Dilarang komentar SPAM
3. Check list notify me untuk mendapat pemberitahuan balasan komentar anda

berlangganan artikel via email