masalah kelompok pasien yang relatif besar dan memiliki prevalensi koinfeksi yang tinggi di Shiraz

Artikel ini merupakan hasil telaah dari jurnal penelitian di Iran Selatan, menggenai masalah kelompok pasien yang relatif besar dan memiliki prevalensi koinfeksi yang tinggi di Shiraz (Iran Selatan). Jurnal aslinya dalam bahasa inggris, jadi sebagai tugas mata kuliah mikrobiologi kesehatan sehingga kami mencoba sebaik mungkin untuk membuat intisari dari jurnal tersebut. Sehingga apabila ditemukan kejanggalan dalam penerjemahan kalimat, harap dimaklumi dan silahkan berkomentar pada bagian kalimat yang mana demi perbaikan artikel ini. selamat membaca. Terimakasih.


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Infeksi HIV dan HCV (Hepatitis C on Survival) merupakan masalah mendasar yang dihadapi oleh sistem kesehatan di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan HIV dan HCV memiliki cara penularan yang sama. Diperkirakan bahwa 34-38,6 juta orang di seluruh dunia terinfeksi oleh HIV dibandingkan dengan 170-200 juta disebabkan oleh HCV dan 4-5 juta orang yang koinfeksi dengan HIV dan HCV.
Diperkirakan juga bahwa 68,000-110,000 orang (rata-rata = 86.000, kurang dari 0,2%) di Iran terinfeksi oleh HIV, dan kurang dari 1% yang terinfeksi oleh HCV. Meluasnya HIV dan HCV tergantung pada faktor yang memfasilitasi penyebarannya, seperti IDU dan bervariasi antar Negara bahkan antara berbagai daerah dalam suatu Negara.
Karena HIV dan HCV memiliki cara penularan yang sama, maka akan sangat umum apabila terinfeksi oleh kedua virus secara bersamaan. Survei menunjukkan bahwa prevalensi koinfeksi di Odha yang disebabkan oleh IDU (Injection Drugs User) masing-masing adalah 92%, 91%, dan lebih dari 90% di Amerika Serikat, Rusia, dan Asia.
Penelitian lain, belum menunjukkan hasil yang sama terutama setelah penggunaan berbagai macam HAART (highly active antiretroviral therapy), dengan kata lain perlu dipertimbangkan pengendalian dan dampaknya, tidak ada konsensus mengenai dampak infeksi HIV pada kelangsungan hidup secara umum atau kelangsungan hidup terkait dengan pasien HIV. Selain itu, beberapa studi telah dilakukan pada kelangsungan hidup dan faktor-faktor pasien HIV di Iran.

1.2  Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki masalah dalam kelompok pasien yang relatif besar dan memiliki prevalensi koinfeksi yang tinggi di Shiraz (Iran Selatan).

1.3  Metode dan Pasien
Pendaftaran pasien HIV yang berpartisipasi dalam studi kohort atau kelompok dimulai pada bulan April 2001. Pasien-pasien ini didiagnosis apakah terinfeksi HIV secara akurat (dengan ELISA serial dan  western blot) di antara ribuan orang dirujuk ke pusat karena berisiko.
Di pusat pemeriksaan, pasien yang terinfeksi HIV menerima layanan gratis, seperti pemeriksaan di laboratorium dan radiologi, obat yang diresepkan oleh dokter, konsultasi pribadi dan keluarga. Para pewawancara yang terlatih dan akrab dengan pasien diteliti. Juga, kontrol kualitas data dilakukan oleh peneliti. Sampai 15 Juli 2011, sebanyak 1.683 pasien HIV mengambil bagian dalam penelitian ini.
Jika seorang pasien meninggal, penyebab pasti kematian ditentukan dan dicatat
dalam profil rumah sakit atau surat kematian. Lalu, penyebab kematian HIV-AIDS dan yang terkait pasti diidentifikasi dan diperiksa dalam penelitian
Sampel diambil dari pembuluh vena oleh phlebotomist profesional dari lengan semua subyek yang berpartisipasi dalam tes darah. Dengan ELIZA, sampel disaring untuk anti-HIV (Delaware Biotech Inc, USA), dan diagnosis HIV kemudian dikonfirmasi oleh western blot (Diagnostik, Jerman). Generasi ketiga ELISA (Dia. Pro​​, Italia) digunakan untuk menentukan anti-HCV. Hasil positif dari kedua western blot (HIV) dan generasi ketiga ELISA
(HCV) dianggap koinfeksi dengan HIV dan HCV. Jumlah CD4 diukur dengan sitometri
(PARTEC, Jerman). Proyek ini telah disetujui oleh wakil rektor untuk penelitian urusan, Shiraz Universitas Ilmu Medis.
Dua periode yang ditetapkan untuk pasien yaitu sebelum HAART (sebelum 2004) untuk pasien yang telah terdaftar sebelum tahun 2004 dan untuk pasien yang telah terdaftar HAART setelah tahun 2004. Para pasien dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu mereka yang terinfeksi HCV dan mereka yang tidak.
Karakteristik dari peserta penelitian dibandingkan dengan uji chi-square dan uji t mengenai variabel kualitatif dan kuantitatif. Angka kematian dari komplikasi terkait AIDS dihitung dengan membagi jumlah kematian dengan waktu orang dapat bertahan dalam subkelompok, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Selain itu, model Cox proportional hazards yang digunakan untuk menguji pengaruh infeksi HCV pada kelangsungan hidup pasien, mengontrol umur, jenis kelamin, IDU, jumlah CD4 pada awal, penurunan lebih besar yaitu 30% jumlah CD4 selama penelitian, dan perawatan menggunakan HAART. Asumsi analisis dalam model Cox dievaluasi menggunakan kurva survival paralel. Dalam analisis survival, saat pendaftaran pasien dan masuk ke dalam kelompok itu dianggap sebagai titik awal (T0), dan kematian yang terkait dengan AIDS dianggap peristiwa penelitian. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS (versi 16) dan Stata (versi 10).


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Dalam studi ini, sebanyak 1.338 pasien HIV-204 (15,2%) di antaranya adalah perempuan. Usia rata-rata adalah 36 (32-42) tahun, 1044 (78.03%) dari pasien tersebut terinfeksi oleh HCV. Rata-rata-nya adalah 43.48 (61,18-26,63) bulan. Karakteristik lain dari populasi, berdasarkan status HCV, ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik demografi dan dasar dari Cohort Study terbagi ke dalam kelompok yang terinfeksi dan yang tidak Terinfeksi dengan virus Hepatitis C.
 mohon maaf untuk sementara data belum bisa kami tampilkan
Tabel 2. Analisis Multivarian waktu kematian yang terkait HIV / AIDS 
  mohon maaf untuk sementara data belum bisa kami tampilkan 

2.2 Pembahasan
Dalam studi kelompok besar, prevalensi koinfeksi HIV / HCV adalah 78%. Koinfeksi ini dilatar belakangi oleh IDU. Penggunaan narkoba suntikan telah menjadi modus utama penularan HCV di dunia, dan sekitar 75% orang positif HIVdi Iran disebabkan IDU.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian nasional dan internasional sebelumnya yang menekankan IDU sebagai salah satu jalur utama penularan HCV. Penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan menggunakan HAART mengarah pada penurunan 54% kematian terkait AIDS. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa HAART mengakibatkan penurunan tingkat kematian pada pasien HIV 3 sampai 10 kali lebih banyak daripada pasien HIV yang tidak diobati dengan HAART dan perubahan HIV / AIDS menjadi penyakit kronis.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian lain, dan menekankan peran penting dari pengobatan HAART dalam kelangsungan hidup pasien HIV. Seperti yang diharapkan, jumlah CD4 pada awal berkorelasi dengan kematian yang terkait dengan AIDS. Sel T CD4 merupakan target utama HIV dan penanda penting dalam mengevaluasi kesehatan sistem kekebalan tubuh. Penurunan sel CD4 melalui infeksi meningkat kesempatan penyakit dalam peningkatan kematian terkait HIV. Selain jumlah CD4 awal dan CD4 akhir dihitung sebelum pengobatan HAART, durasi hidup pasien dengan jumlah CD4 yang tinggi mempengaruhi prognosis-nya, penurunan 30% pada jumlah CD4 perlakuan menunjukkan bahwa pasien yang lebih berisiko dan akibatnya mempengaruhi kelangsungan hidup mereka.
Di sisi lain, banyak penelitian tidak menemukan hubungan antara koinfeksi dan tingkat kematian secara keseluruhan sebelum pengobatan HAART atau koinfeksi antara kematian yang terkait dengan AIDS setelah pengobatan HAART, seperti yang ditunjukkan dalam analisis-meta dari 30 studi dan lebih dari 100.000 pasien. Variasi ini mungkin disebabkan oleh jenis pengobatan HAART, kepatuhan pasien terhadap pengobatan HAART, endpoint yang berbeda, ukuran sampel berbeda pada berbagai tindak lanjut, dan mengabaikan beberapa faktor pengubah.
Kegagalan pengobatan mungkin dipengaruhi oleh tingginya proporsi IDU dan akibat tingginya proporsi HIV / HCV, yang sangat mempengaruhi kepatuhan pasien terhadap pengobatan HAART. Terlepas dari kenyataan bahwa mekanisme yang dilalui infeksi HCV memperburuk kondisi pasien HIV dan meningkatkan komplikasi dan kematian terkait AIDS yang tidak jelas, kemungkinan mengaktifkan sel-sel kekebalan dengan CD4 penanda apoptosis dan menyebabkan cacat parah pada sistem kekebalan tubuh, penurunan kekuatan pemulihan CD4 sel T setelah pengobatan HAART, meningkatkan produksi cryoglobulin oleh aktivasi sel B , penurunan produksi CRP, mengaktifkan replikasi HCV di limfoid dan jaringan lymphoblastic serta lingkungan CD4  sel T pada pasien HIV.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengobatan HAART sangat efektif pada pasien HIV di Iran. Selain itu koinfeksi HCV, sebagai faktor independen, dapat
mengancam pasien. Temuan ini seharusnya mendorong kita untuk mencegah infeksi HCV dan menghilangkan virus ini pada pasien HIV. Melakukan program untuk skrining darah HCV dan antibodi RNA HCV yang cukup menguntungkan. Untungnya, program ini sedang serius dilakukan di Iran serta beberapa negara maju dan berkembang.
Pada tahun 2007, sistem kesehatan Iran mendistribusikan 1.400.000 jarum suntik melalui tim DIC yang menyediakan layanan yang mengurangi bahaya lebih dari 6 bulan. Namun demikian, berdasarkan pengalaman negara lain sebelumnya, program pengurangan dampak buruk transmisi HCV pada pasien IDU kurang efektif dibandingkan bagi mereka yang menderita HIV. Hal ini mungkin disebabkan lebih tingginya penularan HCV dan jumlah pasien lebih besar yang terinfeksi HCV pada populasi IDU. Pada tahap berikutnya, pengobatan yang efektif dari pasien sebagai pencegahan sekunder cukup berpengaruh; Namun, itu tidak banyak dilakukan dalam populasi dalam penelitian ini.
Survei menunjukkan bahwa kurang dari 10% dari 170 juta pasien terinfeksi HCV di seluruh dunia menyadari penyakit mereka. Karena manusia adalah reservoir satunya HCV, eliminasi
virus ini tidak terlalu mengada-ada. Selain itu, berbeda untuk HBV dan HIV, tidak ada waduk laten untuk virus ini; dan ketika seorang pasien sembuh, bahaya penularan virus kepada orang lain dihilangkan. Jika lingkungan reservoir cukup menurun, infeksi tidak dapat ditransmisikan dengan mudah, memungkinkan transmisi virus siklus untuk dilanggar dengan mudah menggunakan desinfektan yang tepat.  
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Sejak RNA HCV tidak dapat dideteksi secara rutin dalam populasi pada penelitian ini, infeksi HCV hanya bisa didiagnosis dengan serologi, berdasarkan HCV Ab. Tentu saja, hal ini tidak cukup kuat untuk mempengaruhi hasil penelitian ini. Selanjutnya, sensitivitas HCV Ab adalah lebih dari 99%. Penelitian lain menyebutkan, serologis infeksi HCV mungkin melemahkan dampak HCV pada komplikasi yang terkait dengan AIDS. Oleh karena itu, pada penelitian ini juga diukur RNA HCV, dan diamati hubungan yang lebih kuat antara infeksi HCV dan kematian yang berhubungan dengan AIDS.
Keterbatasan yang kedua adalah bahwa peran beberapa infeksi, seperti GB virus C dan transfusi virus menular (TT Virus), tidak diselidiki berkaitan dengan hubungan antara infeksi HCV dan kematian terkait AIDS. Penelitian ini juga telah menunjukkan, GB virus C menyebabkan penurunan replikasi HIV dan perbaikan dalam kelangsungan hidup pasien HIV. Keterbatasan yang ketiga adalah tidak diketahuinya waktu yang tepat infeksi HIV dan HCV, dengan demikian waktu uji laboratorium dianggap sebagai waktu infeksi. Namun, hal ini diperdebatkan dapat mengubah dampak titik akhir HCV tentang HIV / AIDS.
Keempat, karena subyek yang memasuki penelitian ini pada berbagai tahap HIV/ AIDS, maka akan menyebabkan kesulitan untuk mengontrol keadaan penyakit pada estimasi bertahan hidup. Untungnya, evaluasi pada penelitian ini mengungkapkan bahwa pusat penelitian berada di Shiraz, hampir semua populasi penelitian berada di tahap awal infeksi.     
Selain itu, dampak dari perkembangan penyakit pada kelangsungan hidup
dikontrol oleh dasar dan kecenderungan jumlah CD4. Sampel penelitian dipilih dari populasi besar Pasien HIV yang semata-mata dan pasti menuntut kesehatan dan pusat pengobatan negara untuk mengobati penyakit mereka. Pasien-pasien ini berasal dari berbagai budaya, sosial, dan latar belakang ekonomi. Selanjutnya, karena pusat ini satu-satunya penyedia layanan tersebut dan beberapa bagian dari Iran Selatan, sampel ini adalah perwakilan yang tepat dari populasi pasien HIV di Iran selatan. Selain itu, mengenai hasil penelitian lain dan mempertimbangkan
kesamaan antara populasi penelitian ini dan
bagian lain dari Iran, sampel ini juga dapat menjadi perwakilan yang tepat dari seluruh negeri. Pengobatan dengan HAART
dalam populasi penelitian di Iran jelas membaik,
pasien HIV dapat bertahan hidup. Setelah mengontrol efek dari pengobatan dengan HAART, infeksi HCV menyebabkan peningkatan dalam kematian yang terkait AIDS. Selain itu, penelitian ini menekankan perlunya diagnosis dan pengobatan, serta serius dalam program pengurangan bahaya, dalam rangka untuk mengendalikan dan menghilangkan infeksi dan penularan HCV.

Title : masalah kelompok pasien yang relatif besar dan memiliki prevalensi koinfeksi yang tinggi di Shiraz
Description : Artikel ini merupakan hasil telaah dari jurnal penelitian di Iran Selatan, menggenai masalah kelompok pasien yang relatif besar dan memilik...

0 Response to "masalah kelompok pasien yang relatif besar dan memiliki prevalensi koinfeksi yang tinggi di Shiraz"

Post a Comment

Panduan berkomentar :
1. Berkomentarlah sesuai topik artikel
2. Dilarang komentar SPAM
3. Check list notify me untuk mendapat pemberitahuan balasan komentar anda

berlangganan artikel via email