Amphibi
A. Defenisi
Amphibia (bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup). Merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat.
B. Ciri – Ciri Amphibia
Amphibia mempunyai ciri khusus yang tidak terdapat pada kelas lain yaitu sebagai berikut :
1. Kulit selalu basah dan berkelenjar.
- Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang dengan 4 – 5 jari atau lebih sedikit dan bersirip.
- Mempunyai 2 lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang hidung tertentu terdapat klep yang mencegah masuknya air pada saat hewan tersebut berada di dalam air.
- Mata berkelopak dan kelopak tersebut dapat digerakkan.
- Lembar gendang pendengaran terletak di sebelah luar.
- Mulut bergigi dan berlidah (lidahnya dapat dijulurkan pada saat menangkap mangsa).
- Rangka tubuh sebagian besar tersusun atas tulang keras, tengkoraknya memiliki due kondil. Apabila bertulang rusuk maka tulang rusuk tersebut tidak menempel pada tulang dada.
- Jantung amphibi atas tiga ruang (2 atrium dan 1 ventrikel) dan memiliki satu pasang atau tiga pasang lengkung aorta, sel darah merah berbentuk oval dan berinti. Selain dengan paru – paru, amphibi dewasa bernafas dengan kulit dan selaput rongga mulut.
- Otak memiliki 10 pasang saraf kranialis.
- Suhu tubuh tergantung dari lingkungannya (poikilothermis).
- Fertilisasi secara eksternal atau internal, kebanyakan anggotanya bertelur (ovipar). Telur mempunyai kuning telur dan terbungkus zat gelatin.
- Mengalami metamorfosis sempurna dalam siklus hidupnya.
C. Habitat dan Persebaran
Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya yang poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub tropis, termasuk di seluruh indonesia.
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal, tetapi ada juga yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidup. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
D. Struktur Dan Fungsi
Pada kepala terdapat rima oris yang lebar untuk masuknya makanan, nares externs mempunyai peranan dalam pernafasan, sepasang arganon visus (mata) yang bulat. Di belakang mata terdapat membrane tympani untuk menerima getaran suara. Pada akhir tubuh terdapat anus yang berfungsi sebagai pintu pelepas faeces, urine dan sel kelamin.
Extremitas muka yang berupa kaki atau tangan berukuran pendek, terdiri atas : brachium (lengan atas) yang berupa humerus, antibracium (lengan bawah) yang berupa radioulna, carpus (pergelangan tangan), menus (telapak tangan) yang terdiri atas metacarpus dan phalangus (jari – jari), pada telapak tangan terdapat palm, di bawah jari pada hewan jantan terdapat penebalan terutama pada musim kawin.
Extremitas belakang yang berupa kaki belakang terdiri atas femur (paha), crus (bagian kaki bawah) yang terdiri atas tibia dan fibula, tarsus (pergelangan kaki), pes (telapak kaki) yang terdiri atas meta tarsus dan phalangus (jari – jari). Katak berbentuk bilateral simetris. Alat pencernaan yang tampak dari luar yaitu cavum oris, dibatasi oleh maxillae (rahang atas) atap pada sebelah atas, sedang di sebelah bawah di batasi oleh mandibula (rahang bawah) dan oshyoid. Kemudian dilanjutkan oleh pharynx, oesophagus, ventricullus dan intestinum yang terletak di dalam rongga tubuh. Lingula (lidah) yang pipih berpangkal pada dasar di sebelah anterior mulut. Pada permukaannya terdapat kuncup perasa dan papil, dilapisi oleh lendir, dapat dijulurkan dari belakang ke muka untuk menangkap mangsa. Lingula disokong oleh oshyoid (yang berupa tulang rawan) yang memungkinkan lidah tegar tapi lemas. Pada maxillae sebelah luar terdapat denta maxillaris (gigi maxillaris), sedang pada atap cavum oris terdapt denta vomerin terdapat dua lubang nares interns yang berhubungan dengan narens externs. Glottis terletak pada medium ventral pharynx sebelah belakang lingula, merupakan pintu menuju ke pulmo (paru – paru). Di belakang mata di dekat sudut mulut terdapat ostium pharyngeum dari tuba auditiva eustachii yang menghubungkan cavum oris dengan ruang telinga dalam.
E. Sistem Transportasi
Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru.
Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru–paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru. Selain peredaran darah paru – paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan.
F. Sistem Pernapasan
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru–paru. Kecuali pada fase berudu bernafas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernafasan karena tipis dan banyak kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernafas dengan selaput rongga mulut, katak bernafas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karea kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernafasan mudah berifusi.
Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung di pompa ke kulit dan paru – paru lewat arteri kulit paru – paru (arteri pulmokutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbondioksida dapat terjadi di kulit. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan oto geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru – paru lewat celah – celah. Dalam paru – paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru – apru dan sebaliknya karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru–paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbondioksida keluar.
G. Sistem Pencernaan/ Digestoria
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam ventriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan. Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.
Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus.
H. Sistem Ekskresi
Ginjal amphibi berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebvih. Karea kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak air masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan kantung kemih untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin yang encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.
I. Sistem Reproduksi
Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih–putihan) terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran yang disebut vasadefferensia yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa.
Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat “musim kawin” pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada katak terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar tubuh). Pada “musim kawin” terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina. Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina, lalu keduanya menyemprotkan sel–sel gametnya ke luar tubuh.
J. Sistem Syaraf
Terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat tersusun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Apabila dipanadang dari sebelah dorsal, pada otak akan teradapat :
- 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban.
- 2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan mengontrol kebebasan.
- Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
- 2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan.
- Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
- Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh.
K. Sistem Otot
Tubuh tersusun atas 3 macam otot. Otot polos yang kerjanya involunter. Otot lurik yang kerjanya Volunter dan otot jantung yang secara morfologi seperti otot lurik, namun involunter.
Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas :
1. Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah oblicus externus dan trans versus yang membentuk dinding perut.
2. Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
3. Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau relaksasi akan menggerakkan tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan oleh sistem saraf.
L. Sistem Kerangka
Sistem kerangka dibangun oleh kerangka dalam (endoskeleton) yang tersusun atas tulang – tulang. Terdapat 2 skeleton yang menyusun sistem kerangka yaitu skeleton aksial dan skeleton apendikular. Skeleton aksial tersusun atas tempurung kepala, vertebrae (ruas – ruas belakang dan tulang dada). Skeleton apendikular tersusun ekstremitas anterior dan extrimitas posterior.
Tempurung kepala tersusun atas beberapa tulang yaitu cranium, bebrapa kapsul sensoris (kapsul hidung, kapsul pendengar, kapsul besar untuk mata, dan tulang – tualng rahang).
Pada katak terdapat 9 ruas tulang belakang dan terdapat 1 tulang dada. Ekstrenitas anterior (lengan) dan ekstrenitas posterior (tungfkai) tersusun atas tulang – tulang yang hampir sama.
Klasifikasi
Kelas amfibi dibedakan menjadi 3 ordo, yaitu :
1. Ordo Urodela, ada yang bernafas dengan insang hingga dewasa. Contohnya salamander.
2. Ordo Anura, misalnya katak hijau (Rana pipiens) dan kodok darat (Bufoterrstris).
3. Ordo Apoda, tidak berkaki, tubuhnya bulat memanjang menyerupai cacing. Misal Ichthyosis glutinous.
1) Ordo Caecilia/ Apoda ( Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah
a) Tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda.
b) Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi.
c) Mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.
d) Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory.
e) Menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik.
f) Fertilisasi terjadi secara internal.
Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu :
1. Rhinatrematidae
Rhinatrema bivittatum
Ciri-ciri : Memiliki ekor, dan mulut tidak tersembunyi di bagian bawah kepala. Mereka bertelur di rongga dalam tanah. Larva memiliki insang eksternal, dan tinggal di seepages sampai mereka metamorfosa.
Habitat dan penyebaran : Di tanah yang lembab dan sampah daun. Tersebar di Asia Tenggara, tidak menyeberangi garis Wallace
2. Ichtyopiidae
Ichthyophis sp.
Ciri-ciri
- Seperti cacing, kulit lembab yang muncul sempit tersegmentasi.
- Mata kecil, ditutupi dengan kulit, dan persepsi visual mereka terbatas untuk menentukan antara terang dan gelap.
- Mampu mengambil oksigen baik melalui kulit dan paru-paru.
- Memiliki ekor pendek, dan kloaka (pembukaan reproductory dan usus umum) dekat dengan ujung tubuh.
- Dua tentakel sensor kecil yang hadir di kepala yang mungkin membantu dalam menemukan sumber makanan.
Habitat dan penyebaran : Di tanah yang lembab dan sampah daun. Terbentang dari Florida dan utara Mexico sampai selatan
Keunikan : Mampu mengambil oksigen baik melalui kulit dan paru-paru.
3. Uraeotyphilidae
Uraeotyphlus peters
Ciri-ciri : Berukuran relatif kecil mulai dari 23 cm sampai 30 sentimeter panjangnya. Memiliki ekor dan tengkorak memiliki struktur yang relatif kompleks. Mulut yang tersembunyi di bawah moncong
Habitat dan penyebaran : Di tanah hutan hujan tropis. tersebar di wilayah pegunungan di Jawa
4. Scolecomorphiidae
Ciri-ciri : Mata melekat pada dasar sepasang tentakel di bawah moncong. Hanya memiliki annuli primer, bersegmen.
Habitat dan Penyebaran : Berada di bawah tanah. Tersebar di Florida dan Mexico Utara
5. Caecilidae.
Caecilia cf. pachynema
Ciri-ciri : Tubuh menyerupai cacing, dan ada pula spesies yang lebih besar dengan panjang sampai menyerupai ular. Ekor pendek dan kloaka dekat akhir tubuh. Kulit halus dan biasanya gelap-matte, tetapi beberapa spesies memiliki kulit berwarna-warni. Mata kecil tertutup oleh kulit untuk perlindungan.
Habitat : Kebanyakan tinggal dan bersembunyi dalam tanah
2) Ordo Urodela
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah
1. Disebut juga caudata.
2. Bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.
3. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan.
4. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru.
5. Pada bagian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi.
6. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa.
7. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.
Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu
a) Sirenidea,
Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae,
Ambystoma maculatum
Ciri-ciri :
1) Hanya dalam satu malam, ratusan hingga ribuan salamander dapat membuat jalan ke kolam untuk kawin.
2) Betina biasanya menjaga sekitar 100 telur yang melekat pada tanaman
3) Telur berbentuk bulat, jelas, rumpun jeli seperti yang biasanya 2,5-4 inci (6,3-10 cm) lama
4) Hewan dewasa hanya tinggal di dalam air selama beberapa hari, maka telur menetas dalam 1 sampai 2 bulan.
5) Pelapisan Jelly mencegah telur salamander dari kekeringan, namun menghambat oksigen difusi (diperlukan untuk perkembangan embrio).
Habitat dan penyebaran : Amerika Utara dan sekitarnya.
b) Cryptobranchoidea
sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu :
1. Family Cryptobranchidae
Megalobatrachus sp
Ciri-ciri : Ukuran tubuh mencapai hingga 1,44 meter (4.7 kaki), makan pada ikan dan udang-udangan, dan telah dikenal hidup selama lebih dari 50 tahun di penangkaran. Salamander Raksasa Cina (davidianus Andrias) dapat mencapai panjang 1,8 meter
2. Family Hynobiidae.
Hynobius kimurae
Ciri-ciri :
- Salamander dari keluarga Cryptobranchidae adalah memanjang (panjang dapat melebihi 1,5 meter).
- Fosil mencapai ukuran yang lebih besar bahkan, panjang tubuhnya melebihi 2 meter
- Metamorfosis sebagian, insang eksternal yang hilang pada hewan dewasa dan ekor tetap lateral dikompresi dan finlike.
Habitat dan penyebaran : Umumnya ditemukan tinggal di cekungan di bawah batu di sungai. Terseber di Florida dan utara Mexico sampai selatan Kanada
c) Salamandroidea.
Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu :
1. Amphiumidae,
Amphiuma tridactylum
Ciri-ciri : Tubuh memanjang, warna umumnya abu-abu-hitam. Memiliki kaki, namun sangat kecil. Panjang tubuh bisa sampai 116 cm (46), panjang kaki sampai sekitar 2 cm (0,79 in).
Habitat : Menghabiskan sebagian besar waktu di daerah bervegetasi badan permanen air yang bergerak lambat, seperti rawa, kolam dan danau.
2. Plethodontidae,
Eurycea guttolineata
Ciri-ciri
- Warna bervariasi dari kuning ke perunggu
- Ada tiga garis hitam yang jelas, yang menunjukkan panjang hewan.
3. Proteidae,
Proteus bavaricus
Ciri-ciri : Bersifat nocturnal. Bentuk tubuh memanjang, penurunan jumlah digit, mata berhenti berkembang dan kurangnya pigmentasi di kulit.
4. Ambystomatidae,
Dicamptodon aterrimus
Ciri-ciri :
Memiliki 3 pasang insang eksternal di belakang kepala mereka dan di atas celah insang. Larva memiliki ekor sirip yang memanjang dari belakang kepala ke ekor. Kaki tumbuh segera setelah menetas, dengan empat jari pada lengan, dan lima jari di hindlegs. Mata sepasang yang lebar.
Selama metamorfosis, insang larva menghilang, seperti halnya sirip. Ekor, kulit, dan anggota badan menjadi lebih tebal, dan mengembangkan kelopak mata. paru-paru sepenuhnya dikembangkan, memungkinkan untuk keadaan yang terestrial.
Habitat :
Setelah dewasa mereka menghabiskan sebagian besar hidup mereka bawah tanah atau di gua.
5. Dicamptodontidae
Dicamptodon tenebrosus
Ciri-ciri : Ukuran tubuh sampai 30 cm (12 in) panjang, dan ditemukan di bagian barat Amerika Serikat dan Barat Selatan British Columbia. Ukuran mirip dengan salamander (Ambystomatidae.
Habitat dan penyebaran : Anggota keluarga ini dapat di darat maupun di perairan ketika telah dewasa. Ditemukan di bagian barat Amerika Serikat dan Barat Selatan British Columbia
6. Salamandridae.
Salamandra salamandra
Ciri-ciri : Umumnya memiliki pola warna-warna cerah dan kontras. Memiliki empat anggota badan berkembang dengan baik, dengan empat jari kaki pada forelimbs, dan (dalam banyak kasus) lima jari pada hindlimbs. Ukuran berbeda-beda dari 7 cm (2,8 in) sampai 30 sentimeter (12 in) panjangnya.
3) Ordo Anura
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah
1. Tidak memiliki ekor.
2. Kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik.
3. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.
4. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata.
5. Kelopak mata dapat digerakkan.
6. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik.
7. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal.
Ordo Anura dibagi menjadi beberapa famili, yaitu:
1. Ascaphidae
Xenopus laevis
Ciri-ciri :
1. Memiliki kaki berbentuk cakar yang digunakan untuk merobek makanannya.
3. Selalu berganti kulit pada setiap musim. Mempunyai waktu hidup sekitar 5-15 tahun.
4. Jantan dan betina dapat di bedakan berdasarkan bentuk. Bentuk xenopus jantan biasanya sekitar 20% lebih kecil dari xenopus betina, dengan tubuh dan kaki agak langsing. Xenopus betina lebih gemuk dengan tonjolan di atas belakang kaki, karena tonjolan itu merupakan tempat telur.
2. Leiopelmatidae,
Leiopelma archeyi
Ciri-ciri :
- Katak kecil dengan moncong-lubang panjang sampai dengan 31 mm untuk laki-laki, 37 mm untuk perempuan.
- Bervariasi dalam warna dari kebanyakan hijau untuk campuran hijau dan coklat untuk sebagian besar coklat.
Habitat : Spesies ini sepenuhnya terestrial, hidup dan berkembang biak di bawah vegetasi lembab di hutan asli.
Keunikan : Siklus hidupnya yang tidak melalui fase kecebong
3. Bombinatoridae
Bombina bombina
Cirri-ciri
- Tubuh gemuk dengan kepala datar yang lebih lebar daripada panjang.
- Kelenjar punggung tersebut diatur dalam pola longitudinal sepanjang belakang, atau bisa tidak ada.
Habitat
Di temukan dalam berbagai habitat Mediterania, dari daerah terbuka, pasir pantai,, rumput tanaman dan hutan. Berlimpah di daerah dengan vegetasi yang jarang di dekat badan air, kadang-kadang ditemukan di air payau.
4. Discoglossidae,
Alytes obstetricians
Ciri-ciri :
Katak kecil gempal dengan kepala relatif besar. Alytes dewasa dari kedua jenis kelamin mendapatkan sebuah-lubang moncong panjang sekitar 55 mm. Mata yang besar dan memiliki murid celah berbentuk vertikal. Kulit berkutil, dan deretan besar, kutil sering kemerahan memanjang dari tympanum ke daerah pinggang. Warna bervariasi dari titik-titik hitam kecil, titik berwarna coklat sampai bintik zaitun atau hijau. bawah adalah putih kotor, dan tenggorokan dan dada sering terlihat dengan abu-abu.
Keunikan :
Katak ini sangat terkenal dengan perilaku induknya. Katak jantan melampirkan massa telur dan membawa sampai telur menetas, pada titik ini jantan mengeluarkan berudu ke dalam badan air. Betina yang dapat memproduksi hingga empat cengkeraman telur per musim kawin.
Habitat :
Terdapat di delapan negara Eropa: Portugal, Spanyol, Perancis, Belgia, Belanda, Luksemburg, Jerman dan Swiss.
5. Pipidae
Xenopus laevis
Ciri-ciri : Memiliki modifikasi morfologi, kaki benar-benar berselaput, tubuh diratakan, dan memiliki garis rusuk sistem. Selain itu, Pipidae memiliki telinga yang dimodifikasi untuk memproduksi dan menerima suara bawah air. Tidak memiliki lidah atau pita suara, bukannya memiliki batang kurus dalam laring yang membantu menghasilkan suara. Lebar tubuh berkisar 4-19 sentimeter (1,6-7,5 dalam) panjangnya tubuh.
Habitat : Di perairan, ditemukan di daerah tropis Amerika Selatan (genus Pipa) dan sub-Sahara Afrika (empat marga lainnya).
6. Rhinophrynidae
Rhinophrynus dorsalis
Ciri-ciri : Panjang tubuh sampai 8 cm (3.1 in), dan biasanya memiliki bintik-bintik merah pada tubuh gembung dengan sebuah garis merah di sepanjang pusat punggungnya. Memiliki kaki yang pendek, dan kepala kecil runcin. kaki memiliki horny, kaki pendek dan kuat. Mata relatif kecil, dan tympanum tidak terlihat.
Habitat : Sebagian besar hidupnya di bawah tanah. Bersembunyi dalam tanah lunak.
Keunikan : Katak ini membenamkan lidahnya langsung keluar dari depan mulut, bukannya membalik keluar, seperti pada katak lain.
7. Megophryidae,
Megophrys Montana
Ciri-ciri :
- Bertubuh pendek agak gendut,
- Kepala besar dengan runcingan kulit di atas kedua mata dan di ujung moncong. Sepasang runcingan kulit yang lain, yang lebih kecil, terdapat di ujung-ujung rahang.
- Katak jantan lebih kecil daripada betinanya.
- Dorsal (bagian punggung) berkulit halus
- Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu keputihan, dengan bintil-bintil agak kasar.
- Selaput renang di kaki sangat pendek.
Habitat : Penyamaran yang sempurna dari warna dan bentuk tubuh katak ini di lantai hutan, menyebabkan bangkong bertanduk sulit dikenali di siang hari. Katak ini kerap bersembunyi di bawah serasah hutan, dan baru pada malam hari aktif menjelajahi lantai hutan hingga ke pinggiran sungai.
Keunikan : Berudu katak bertanduk memiliki mulut serupa corong, biasanya ditemukan di bagian sungai yang menggenang atau yang kurang berarus.
8. Pelodytidae
Pelodytes punctatus
Ciri-ciri : Berbintik hijau banyak dan tidak bau, seperti katak bawang putih .
Habitat : Hidup di tempat yang lembab, Mereka terlikat seperti malam hari, namun dalam beberapa waktu siang hari juga terlihat.
9. Pelobatidae,
Pelobates fuscus
Cirri-ciri : Ukuran tubuh sampai dengan 10 cm (3,9 in) panjangnya, yang sering menarik perhatian dengan warnanya yang menarik. Berwarna fossorial dan menggali pasir sebagai tempat untuk bersembunyi. Memiliki tonjolan mengeras di kaki mereka untuk membantu dalam menggali. Akan muncul dari tanah pada saat hujan dan berkembang biak di kolam.
Habitat : Semua spesies dari keluarga ini memiliki hidup bebas di air.
Keunikan : Dikenal sebagai Katak Bawang putih, karena ketika merasa terancam, katak ini mengeluarkan suara yang sangat keras dan dapat mengeluarkan sekresi beracun yang berbau bawang putih, oleh karena itu katak ini disebut juga sebagai "katak bawang putih".
10. Bufonidae
Bufo calamita
Ciri-ciri : Kulit kasar dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal. Sacral diapophisis melebar. Mempunyai mulut yang lebar akan tetapi tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.
Habitat : Mendiami berbagai lingkungan, dari daerah kering ke hutan hujan.
11. Hylidae,
Hyla arborea
Ciri-ciri : Hidup arboreal, mata menghadap ke depan dan bantalan perekat pada jari tangan dan kaki.
kebanyakan memakan serangga dan invertebrate lainnya, tetapi beberapa spesies yang lebih besar dapat memakan vertebrata.
Habitat : Habitat di pepohonan Spesies lain bertelur pada daun menjorok vegetasi air, yang memungkinkan kecebong untuk jatuh ke kolam saat mereka menetas
12. Leiopelmatidae
Leiopelma hochstetteri
Ciri-ciri : Ukuran tubuh sangat kecil, hanya 5 cm (2.0 in) panjangnya.
Habitat : Sebagian besar spesies bertelur di dalam tanah lembab, biasanya di bawah batu atau vegetasi. Setelah menetas dari kecebong sarang di belakang laki-laki, semua tanpa perlu berdiri atau air mengalir.
13. Myobatrachidae,
Limnodynastes sp
Ciri-ciri : panjang dari 1,5 cm (0,59 in), untuk katak terbesar kedua di Australia, Giant Barred (Mixophyes iteratus), panjangnya 12 cm (4.7 in). Tidak ada spesies arboreal, dan ditemukan di Australia dan New Guinea .
14. Pseudidae,
Pseudis sp
Ciri-ciri : Mata menonjol, hindlimbs kuat, dan kaki berselaput sepenuhnya. kecebong raksasa yang bisa mencapai hingga 26 cm (sekitar 10 inci).
Habitat : Banyak ditemukan di kolam
15. Sooglossidae,
Nasikabatrachus sahyadrensis
Ciri-ciri : Ukuran panjang tubuh sekitar 4 sentimeter, bersembunyi di bawah daun-daun jatuh atau di celah-celah batu.
Habitat : Bertelur di tanah lembab, bukan di air.
16. Dendrobatidae,
Dendrobates sp
Ciri-ciri : Ukuran panjang tubuh dewasa 1,5 cm (0,59 in), meskipun sedikit yang sampai dengan 6 cm (2.4 in) panjangnya. Berat sekitar 2 gram, tergantung pada ukuran katak. Kebanyakan katak panah beracun berwarna cerah, menampilkan aposematic pola. Pewarnaan cerah mereka dikaitkan dengan toksisitas dan tingkat alkaloid.
Habitat : Di tempat-tempat lembab, termasuk pada daun, pada tanaman, antara akar terbuka, dan di tempat lain.
17. Microhylidae,
Dyscophus sp
Habitat : Kodok ini menghuni di dataran rendah di barat-laut Madagaskar. Dan hidup di rawa dan kubangan air yang dangkal.
Keunikan : Kodok ini dapat merubah warnanya sebagai suatu mekanisme peringatan melawan musuhnya. Ketika terancam, Kodok ini memompa badannya. Dan jika si pemangsa melahapnya ke dalam mulut, kulit si Kodok akan mengeluarkan suatu enzim keputih-putihan yang akan merekat di mulut dan gigi pemangsa, menjadikan pemangsa itu risih dan gatal, kemudian melepaskan Kodok dari mulutnya. Zat lengket itu akan menempel terus di mulut pemangsa, dan berisi suatu toksin yang dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbahaya.
18. Ranidae,
Rana temporaria
Ciri-ciri : Bentuk tubuhnya relatif ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk membantu berenang. Kulit halus, licin dan ada beberapa yang berbintil. Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti pada Bufo. Mulut lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya.
19. Rachoporidae,
Mantella sp
Ciri-ciri : Memilki ukuran, dari 1,5 cm (0,59 in) sampai 12 cm (4.7 in) Seperti katak arboreal lain, memiliki disc kaki. Katak ini memiliki anyaman luas antara tangan dan kaki, yang memungkinkan mereka untuk melayang di udara.
Habitat : Sebagian besar hidup di pohon
Title : Amphibia
Description : Amphibi A. Defenisi Amphibia (bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup). Merupakan hewan denga...
Description : Amphibi A. Defenisi Amphibia (bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup). Merupakan hewan denga...
0 Response to "Amphibia"
Post a Comment
Panduan berkomentar :
1. Berkomentarlah sesuai topik artikel
2. Dilarang komentar SPAM
3. Check list notify me untuk mendapat pemberitahuan balasan komentar anda