Sejarah perkembangan klasifikasi atau taksonomi ini mengalami beberapa fase yang masing-masingnya mempunyai dasar dan warna tersendiri.
1. Pada zaman sebelum Aristoteles, taksonomi ini belum tertulis sehingga di komunikasikan secara lisan saja. Dasar yang digunakan untuk klasifikasi adalah hasil observasi dan kegunaan dari objek, umpamanya hewan berbahaya dengan hewan tidak berbahaya; hewan yang berguna, tumbuhan obat-obatan, tumbuhan pangan dan lain sebagainya.
2. Zaman Aristoteles, pada zaman ini telah dimulai berupa ilmu, sudah muncul karya tulis tentang hewan dan tumbuhan, mempunyai dasar yang mantap. Tetapi belum terorganisir, sehingga muncul suatu organisme sejenis dengan bermacam-macam nama (sebutan) dan jenis yang sama mempunyai nama yang berbeda.
3. Pada abad ke 17 John Ray, seorang ahli bangsa Inggris mulai mengembangkan sistim yang agak mantap, lebih dapat dipercaya kebenarannya karena sudah mempunyai dasar pengertian jenis (spesies). Jenis adalah kelompok individu yang serupa, mempunyai nenek moyang yang sama; suatu jenis tidak dihasilkan oleh jenis yang lain ; organisme memperlihatkan perbedaan yang kecil dapat dimasukkan ke dalam suatu jenis yang berasal dari nenel moyang yang sama.
4. Pada abad ke 18 Carolus Linneaus, seorang ahli bangsa Swedia mengembangkan sistem klasifikasi John Ray. Menurut Linneaus yang dimaksud dengan spesies adalah sekelompok organisme yang mempunyai bentuk tubuh, susunan alat gerak dan susunan alat dalam yang sama, suatu spesies tidak akan pernah mengalami perubahan.
5. Setelah munculnya teori evolusi, maka klasifikasi dilakukan tidak hanya berdasarkan persamaan strukturnya saja, tetapi juga berdasarkan atas asumsi bagaimana suatu bentuk kehidupan itu berasal atau berevolusi dari bentuk kehidupan yang lain. Di dalam teori evolusi sebenarnya telah termaktub suatu gagasan bahwa organisme yang mempunyai struktur yang sama mempunyai hubungan kekerabatan yang erat. Jadi persamaan struktur tetap dipergunakan sebagai dasar pengelompokkan. Perbedaannya adalah sekarang ini orang menginterprestasikan persamaan tersebut berdasarkan teori evolusi. Klasifikasi yang memasukkan teori evolusi ini disebut klasifikasi filogeni.
Klasifikasi praktis yang berdasarkan kegunaan dan klasifikasi empiris yang berdasarkan pengamatan di lapangan (hewan air, hewan bertelur, hewan beranak, dll) masih banyak dipakai sampai sekarang sebagai klasifikasi regional atau nasional. Hal ini terbukti banyaknya buku yang ditulis khusus untuk membicarakan sekelompok organisme, seperti tanaman hortikultura, tanaman obat-obatan, serangga hama pada tanaman padi, dan lain-lain. Tetapi klasifikasi yang dipakai secara Internasional harus telah mempunyai tata cara ilmiah yang akan dipelajari pada pelajaran selanjutnya.
Seperti yang telah diungkapkan pada awal bahasan ini, bahwa klasifikasi atau sistematik ini hanya buatan manusia yang bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari organisme yang ada di atas bumi ini, oleh karena itu klasifikasi yang ada lebih dari satu.
Perbedaan klasifikasi ini terjadi karena :
1. Sangat kompleknya keanekaragaman organisme yang diklasifikasikan
2. Dasar dan tujuan dari klasifikasi yang berbeda
3. Keterbatasan ilmu yang menyusun klasifikasi
4. Perbedaan persepsi dan kebijaksanaan dalam menentukan ciri dan sifat yang digunakan untuk dasar klasifikasi.
5. Keterbatasan data yang dijumpai oleh si pembuat klasifikasi
6. Kemajuan ilmu pengetahuan yang dapat menambah kelengkapan data. Pada klasifikasi terakhir ini orang selalu mengaitkan pada keanekaragaman struktur morfologi, anatomi, fisiologi, habitat dan evolusi.
Title : Sejarah perkembangan klasifikasi mahkluk hidup
Description : Sejarah perkembangan klasifikasi atau taksonomi ini mengalami beberapa fase yang masing-masingnya mempunyai dasar dan warna tersendiri. 1...
Description : Sejarah perkembangan klasifikasi atau taksonomi ini mengalami beberapa fase yang masing-masingnya mempunyai dasar dan warna tersendiri. 1...
makasihhhh
ReplyDelete