Organisasi
Kurikulum
Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikuluym adalah
aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum
berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak
terhadap masalah administrative pelaksanaan proses pembelajaran, team
teaching misalnya (Olivia, 1992: 285 dalam Ruhimat, T. dkk, 2009: 83).
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan/ isi kurikulum yang
tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah
siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pengembangan dapat
dicapai secara efektif.
Berkaitan dengan pola organisasi kurikulum, terdapat sejumlah pendapat
dan variasi pengkategorian sistem organisasi kurikulum. Dalam makalah ini akan
dibahas organisasi kurikulum berdasarkan dua kategori yaitu organisasi
kurikulum berdasarkan mata pelajaran dan organisasi kurikulum terintegrasi.
Diambilnya pengkategorian ini berdasarkan pertimbangan bahwa pertama, masih
banyak dan relevannya bidang studi atau pelajaran sebagai pusat perhatian isi
kurikulum. Kedua, adanya kebutuhan alternative isi kurikulum non disiplin,
berdasarkan pada suatu fokus kebutuhan tertentu. Organisasi kurikulum pola
terintegrasi merujuk pada pertinbangan non disiplin ilmu. Pada praktiknya isi
dari suatu disiplin ilmu menjadi bagian yang dipelajari.
1. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subjet Curriculum)
Organisasi
kurikulum berdasarkan mata pelajaran dibedakan atas empat pola yaitu Separated
Curriculum, Boradfield Curriculum, dan Integrated Curriculum.
a) Mata
Pelajaran Terpisah (Separated Curriculum)
Bentuk kurikulum ini sudah lama digunakan, karena organisasi kurikulum
bentuk ini sederhana dan mudah dilaksanakan. Tetapi tidak selamanya yang
dianggap mudah dan sederhana tersebut akan mendukung terhadap efektivitas dan
efisiensi pendidikan yang sesuai dengan perkembangan sosial. Mata pelajaran
yang terpisah-pisah (separated subject curriculum) bertujuan agar
generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang
telah dikumpulkan secara berabad-abad, agar mereka tak perlu mencari dan
menemukan kembali dengan apa yang telah diperoleh dari generasi terdahulu
(Nasution, 1986 dalam Ruhimat, T. dkk, 2009: 85). Secara fungsional bentuk
kurikulum ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, kelebihan pola mata
perlajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum), yaitu:
1)
Bahan pelajaran disusun secara sistematis,
logis, sederhana, dan mudah dipelajari.
2)
Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai
dan budaya terdahulu.
3)
Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
4)
Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk,
didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah
disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan
kekurangan pola mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject
curriculum), yaitu:
1) Bahan
pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, tidak menggambarkan
adanya hubungan antara materi-materi satu dengan yang lainnya.
2) Bahan
pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat actual.
3) Proses
belajar lebih mengutamakan aktivitas guru sedangkan siswa cenderung pasif.
4) Bahan
pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan masa lalu yang terlepas dengan
kejadian masa sekarang dan yang akan datang.
5) Bahan
pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial yang dihadapi siswa
maupun kebutuhan masyarakat.
6) Proses
dan bahan pelajaran sangat kurang memperhatikan bakat, minta, dan kebutuhan
siswa.
b)
Mata Pelajaran Terhubung (Correlated
Curriculum)
Pola kurikulum korelasi yaitu pola organisasi kurikulum yang
menghubungkan pembahasan suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya,
atau suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya. Materi kurikulum yang
terlepas-lepas diupayakan dihubungkan dengn materi kurikulum atau materi
pelajaran yang sejenis atau relevan dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat
memperkata wawasan siswa. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pola
kurikulum jenis ini. kelebihannya, adalah:
1) Ada
keterhubungan antar materi pelajaran walau sebatas beberapa mata pelajaran.
2) Memberikan
wawasan yang lebih luas dalam lingkup satu bidang studi.
3) Menambah
minat siswa untuk mempelajari mata pelajaran yang terkolerasi.
Sedangkan
kekurangannya adalah:
1) Bahan
pelajaran yang diberikan kurang sistematis serta kurang begitu mendalam.
2) Kurikulum
ini kurang menggunakan bahan pelajaran yang aktual yang langsung berhubungan
dengan kehidupan nyata siswa.
3) Kurikulum
ini kurang memperhatikan bakat, minat dan kebutuhan siswa.
4) Apabila
prinsip penggabungan belum dipahami kemungkinan bahan pelajaran yang
disampaikan terlampau abstrak.
c)
Fusi Mata Pelajaran (Broadfields
Curriculum)
Fusi mata pelajaran atau dikenal juga dengan istilah broadfields
curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas
mata pelajaran dan menyatukan mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam
satu kesatuan, tujuannya adalah agar para pendidik mengerti jenis-jenis arti
perkembangan kebudayaan yang efektif, manfaat yang didapat dari berbagai ragam
disiplin ilmu, dan upaya mendidik anak agar menghasilkan anak yang civilled (Idi,
1999:29 dalam Ruhimat, T. dkk, 2009: 87). Beberapa disiplin ilmu sejenis
disatukan dalam satu mata pelajaran tertentu. Nama payung mata pelajaran ini
bisa beragam, namun dalam sistem pendidikan formal atau persekolahan kita
mengenal, nama mata pelajaran:
1) Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan peleburan dari Ilmu Fisika, Ilmu Hayat, Ilmu
Kimia, dan Ilmu Kesehatan.
2) Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) hasil peleburan Ilmu Bumi, Sejarah, Civic, Hukum,
Ekonomi, Geografi dan sejenisnya.
3) Bahasa,
hasil peleburan Membaca, Menulis, Mengarang, Menyimak, dan Pengetahuan Bahasa.
4) Matematika,
peleburan dari Berhitung, Aljabar, Ilmu Ukur Sudut, Bidang, Ruang, dan
Statistik.
5) Kesenian,
adalah hasil peleburan dari Seni Tari, Seni Suara, Seni Klasik, Seni Pahat dan
Drama.
Model organisasi ini memiliki keunggulan
diantaranya adalah matapelajaran akan semakin dirasakan kegunaannya, sehingga
memungkinkan pengadaan mata pelajaran yang kaya akan pengertian dan
mementingkan prinsip dasar generalisai. Ada pun kelemahannya adalah hanya
memberikan pengetahuan secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata
pelajaran (Soetopo dan Soemanto dalam Idi 1999:29-30 dalam Ruhimat, T dkk,
2009:87).
2. Kurikulum Terpadu
Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus
terpadu (integrasi) secara menyeluruh. Keterpaduan ini dapat dicapai melalui
pemusatan pelajaran pada satu masalah tertentu dengan alternative pemecahan
melalui berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan, sehinbgga
batas-batas antar mata pelajaran dapat ditiadakan.
Pembelajaran yang mungkin digunakan adalah pemecahan masalah,
metode proyek, pengajaran unit, inkuiri, dicovery, dan oendekatan tematik yang
dilakukan dalam pembelajaran kelompok maupun secara perorangan. Pengembangan
program pembelajran perlu dilakukan secara bersama-sama antara siswa dan guru, tetapi
sebelumnya guru harus menyiapkan rancangan program pembelajaran sebagai acuan
yang perlu dikembangkan bersama-sama dengan siswa atau mungkin dengan
masyarakat. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam kurikul ini. Adapun
kelebihan dari kurikulum ini adalah:
1) Mempelajari
bahan pelajran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata
pelajaran secara menyeluruh dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
2) Memberikan
kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat, dan potensi
yang dimilikinya secara individu.
3) Memberikan
kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan permasalahan secara komprehensif dan
dapat mengembangkan belajar secara bekerjasama.
4) Mempraktekan
nilai-nila demokratis dalam pembelajaran.
5) Memberikan
kesempatan siswa untuk belajar secara maksimal.
6) Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pada pengalaman langsung.
7) Dapat
membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
8) Dapat
menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola kurikulum yang lain.
Adapun
kekurangan dari bentuk kurikulum ini adalah:
1) Kurikulum
dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru
secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini.
2) Bahan
pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis.
3) Bahan
pelajaran tidak bersifat sederahana.
4) Dapat
memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok.
5) Kemungkinan
akan memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak.
Harapan ideal dari kurikulum ini yaitu dapat membentuk
kemampuan siswa yang terintegrasi, yang menggambarkan manusia yang harmonis
sesuai dnegan kebutuhnan masyarakat maupun sesuai dengan tuntuntan profesi
siswa sebagai individu. Penilaian yang dikembangakan dalam kurikulum ini
cenderung lebih komprehensif dan terpadu, yaitu penilaian dilakukan secara utuh
terhadap kemampuan siswa selama dan setelah pembelejaran selesai.
Daftar Pustaka
Kurniawan, Deni. 2007. Model dan Organisasi Kurikulum.
(Online). Tersedia di : http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011‑AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Model_Pengenbamgan_Kurikulum.pdf, Di akses pada tanggal 21 oktober
2011
Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. (Online). Tersedia di
; http://www.p4tkipa.org/data/pembelajaranterpadu.pdf. di akses pada tanggal 20 oktober
20011
Title : Organisasi Kurikulum
Description : Organisasi Kurikulum Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikuluym adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi ...
Description : Organisasi Kurikulum Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikuluym adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi ...
0 Response to "Organisasi Kurikulum"
Post a Comment
Panduan berkomentar :
1. Berkomentarlah sesuai topik artikel
2. Dilarang komentar SPAM
3. Check list notify me untuk mendapat pemberitahuan balasan komentar anda